Ibarat awan di langit angkasa
Satu persatu perlahan mengembara
Kadang timbul, kadang tidak ada
Itulah dirimu yang enggan menyapa
Ada rasa bersalah dari hati yang terdalam
Meski rasa ini kusimpan dalam-dalam
Semoga tidak menjadi api dalam sekam
dan kamu pun tak menyimpan dendam
Biarlah kamu pergi bersama awan-awan itu
Seperti saat dulu kamu belum bersamaku
Saat-saat masa aku berjibaku
Dengan segenap rasa sakit yang menderaku
Aku tahu aku tak pernah meninggalkanmu
Tapi jika kamu ingin meninggalkanku itu
Adalah hakmu, pilihan hidupmu
Aku pun tidak akan mengganggu
Biarlah aku disini dengan sejenak menepi
Mengamatimu dari jauh sambil menyendiri
Maafkan aku sepenuh hati
Biarlah aku tenggelam bersama puisi
Puisi untukmu Sahabat
Jakarta, 21 Maret 2018